Monday, February 20, 2012

Dialog Hati dengan Kubur

 

Bismillahirr Rahmanirr Rahim ...
Abdullah bin Iyas menceritakan dari ayahnya, bahwa suatu hari Umar bin Abdul Aziz mengantarkan jenazah keluarganya ke kubur. Ketika para pengiring lainnya telah pulang, Umar dan salah seorang shahabatnya masih tetap berada di sisi kuburan. Shahabatnya bertanya,
“Wahai Amirul Mukminin, jenazah yang kau antarkan itu telah meninggalkanmu, tidakkah engkau juga ingin meninggalkannya?”
Umar menjawab, “Ya, aku juga ingin meninggalkannya, hanya saja kuburan yang ada di belakangku seakan-akan memanggilku dan berkata,
“Wahai Umar, tidakkah engkau ingin bertanya kepadaku tentang apa yang telah kuperbuat terhadap orang yang engkau cintai ini?”
“Ya.”
“Aku telah mengoyak-ngoyak kain kafannya, mencabik-cabik badannya, menghisap darahnya dan mengunyah dagingnya.”
“Tidakkah engkau ingin bertanya tentang apa yang telah ku perbuat terhadap anggota tubuhnya?”
“YA.”
“Aku telah mencabut (satu persatu) kedua telapak tangan dari tulang hastanya, kedua tulang hastanya dari tulang lengan atasnya dan kedua lengan atasnya dari tulang pundaknya. Aku juga telah mencabut kedua tulang pangkal paha dari kedua pahanya, kedua pahanya dari ruasnya, kedua ruasnya dari tulang betisnya dan kedua betisnya dari kedua telapak kakinya.
Sejenak kemudian, Umar menangis dan berkata, “Bukankah dunia itu fana. Orang yang mulia akan menjadi hina, yang kaya akan menjadi miskin papa, yang muda akan berangsur tua dan yg hidup juga akan mati juga?”
[Reference; Malam pertama di alam kubur, karya Dr. Muhammad bin Abdurrahman Al-'Arify dkk, 2005, cet; VI, hal; 40, dan Majalah Ar-Risalah, Edisi 102 Vol. IX No. 6, Desember 2009, hal; 26].
***
Sesaat sebelum mati, kita akan merasakan jantung berhenti berdetak, nafas tertahan dan badan bergetar. Kita merasa dingin di telinga. Darah berubah menjadi asam dan tenggorokan berkontraksi.
0 Menit : Kematian secara medis terjadi ketika otak kehabisan supply oksigen.
1 Menit : Darah berubah warna dan otot kehilangan kontraksi, isi kantung kemih keluar tanpa izin.
3 Menit : Sel-sel otak tewas secara masal. Saat ini otak benar-benar berhenti berpikir.
4 – 5 Menit : Pupil mata membesar dan berselaput. Bola mata mengkerut karena kehilangan tekanan darah.
7 – 9 Menit :Penghubung ke otak mulai mati, efek yang sama terjadi ketika anda menyaksikan sinetron.
1 – 4 Jam : Rigor Mortis * Membuat otot kaku dan rambut berdiri, kesannya rambut tetap tumbuh setelah mati.
4 – 6 Jam : Rigor Mortis * Terus beraksi. Darah yang berkumpul lalu mati dan warna kulit menghitam.
6 Jam : Otot masih berkontraksi. Proses penghancuran, seperti efek alkohol masih berjalan.
8 Jam : Suhu tubuh langsung menurun drastis.
24 – 72 Jam :Isi perut membusuk oleh mikroba dan pankreas mulai mencerna dirinya sendiri !
36 – 48 Jam : Rigor Mortis * Berhenti, Tubuh anda selentur penari balerina lagi.
3 – 5 Hari : Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah menetes keluar dari mulut dan hidung.
8 – 10 Hari : Warna tubuh berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah.
Beberapa Minggu : Rambut, Kuku, Dan Gigi dengan mudahnya terlepas.
Satu Bulan : Kulit mulai mencair !.
Satu Tahun : Selain tulang-belulang tidak ada lagi yang tersisa dari tubuh anda !
Semoga Bermanfaat

Keutamaan sedekah berdasarkan Sunnah Rosululloh

 

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, “Ketika seorang hamba berada pada waktu pagi, dua malaikat akan turun kepadanya, lalu salah satu berkata, ‘Ya Allah, berilah pahala kepada orang yang menginfakkan hartanya.’ Kemudian malaikat yang satu berkata, ‘Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil.” (Muttafaq ‘Alaih).

Dari Abu Umamah r.a., Nabi saw. bersabda, “Wahai anak Adam, seandainya engkau berikan kelebihan dari hartamu, yang demikian itu lebih baik bagimu. Dan seandainya engkau kikir, yang demikian itu buruk bagimu. Menyimpan sekadar untuk keperluan tidaklah dicela, dan dahulukanlah orang yang menjadi tanggung jawabmu.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa seseorang telah bertanya kepada Nabi saw., “Ya Rasulullah, sedekah yang bagaimanakah yang paling besar pahalanya?” Rasulullah saw. bersabda, “Bersedekah pada waktu sehat, takut miskin, dan sedang berangan-angan menjadi orang yang kaya. Janganlah kamu memperlambatnya sehingga maut tiba, lalu kamu berkata, ‘Harta untuk Si Fulan sekian, dan untuk Si Fulan sekian, padahal harta itu telah menjadi milik Si Fulan (ahli waris).” (HR. Bukhari - Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Allah swt. akan menambah kemuliaan kepada hamba-Nya yang pemaaf. Dan bagi hamba yang tawadhu’ karena Allah swt., Allah swt. akan mengangkat (derajatnya). (HR. Muslim)

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, “Ketika seseorang sedang berada di padang pasir, tiba-tiba ia mendengar suara dari awan, ‘Curahkanlah ke kebun Fulan.’ Maka bergeraklah awan itu, kemudian turun sebagai hujan di suatu tanah yang keras berbatuan. Lalu, salah satu tumpukan dari tumpukan bebatuan tersebut menampung seluruh air yang baru saja turun, sehingga air mengalir ke suatu arah. Ternyata, air itu mengalir di sebuah tempat di mana seorang laki-laki berdiri di tengah kebun miliknya sedang meratakan air dengan cangkulnya. Lalu orang tersebut bertanya kepada pemilik kebun, “Wahai hamba Allah, siapakah namamu?” Ia menyebutkan sebuah nama yang pernah didengar oleh orang yang bertanya tersebut dari balik mendung. Kemudian pemilik kebun itu balik bertanya kepadanya, “Mengapa engkau menanyakan nama saya?” Orang itu berkata, “Saya telah mendengar suara dari balik awan, ‘Siramilah tanah Si Fulan,’ dan saya mendengar namamu disebut. Apakah sebenarnya amalanmu (sehingga mencapai derajat seperti itu)?” Pemilik kebun itu berkata, “Karena engkau telah menceritakannya, saya pun terpaksa menerangkan bahwa dari hasil (kebun ini), sepertiga bagian langsung saya sedekahkan di jalan Allah swt., sepertiga bagian lainnya saya gunakan untuk keperluan saya dan keluarga saya, dan sepertiga bagian lainnya saya pergunakan untuk keperluan kebun ini.” (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah r.a., Nabi saw. bersabda, “Seorang wanita pezina telah diampuni dosanya karena ketika dalam perjalanan, ia melewati seekor anjing yang menengadahkan kepalanya sambil menjulurkan lidahnya hampir mati karena kehausan. Maka, wanita tersebut menanggalkan sepatu kulitnya, lalu mengikatkannya dengan kain kudungnya, kemudian anjing tersebut diberi minum olehnya. Maka dengan perbuatannya tersebut, ia telah diampuni dosanya.” Seseorang bertanya, “Adakah pahala bagi kita dengan berbuat baik kepada binatang?” Beliau saw. menjawab, “Berbuat baik kepada setiap yang mempunyai hati (nyawa) terdapat pahala.” (Muttafaq ‘alaih)

Bersodaqoh pahalanya sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan belas, menghubungkan diri dengan kawan-kawan pahalanya dua puluh dan silaturrahmi (dengan keluarga) pahalanya dua puluh empat. (HR. Al Hakim)

Dari Uqbah bin Harits r.a., ia berkata, “Saya pernah shalat Ashar di belakang Nabi saw., di Madinah Munawwarah. Setelah salam, beliau berdiri dan berjalan dengan cepat melewati bahu orang-orang, kemudian beliau masuk ke kamar salah seorang istri beliau, sehingga orang-orang terkejut melihat perilaku beliau saw. Ketika Rasulullah saw. keluar, beliau merasakan bahwa orang-orang merasa heran atas perilakunya, lalu beliau bersabda, ‘Aku teringat sekeping emas yang tertinggal di rumahku. Aku tidak suka kalau ajalku tiba nanti, emas tersebut masih ada padaku sehingga menjadi penghalang bagiku ketika aku ditanya pada hari Hisab nanti. Oleh karena itu, aku memerintahkan agar emas itu segera dibagi-bagikan.” (HR.Bukhari).

Allah Tabaraka wata’ala berfirman (di dalam hadits Qudsi): “Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.” (HR. Muslim)

Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yang tidak pernah berbuka. (HR. Bukhari)

Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, “Sodaqoh yang bagaimana yang paling besar pahalanya?” Nabi Saw menjawab, “Saat kamu bersodaqoh hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian.” (HR. Bukhari)

Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain. (HR. Ahmad)

Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sodaqoh) sebutir kurma. (Mutafaq’alaih)

Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersodaqoh dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana. (HR. Ath-Thabrani)

Tiada seorang bersodaqoh dengan baik kecuali Allah memelihara kelangsungan warisannya. (HR. Ahmad)

Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya. (HR. Muslim)

Tiap muslim wajib bersodaqoh. Para sahabat bertanya, “Bagaimana kalau dia tidak memiliki sesuatu?” Nabi Saw menjawab, “Bekerja dengan ketrampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi dirinya lalu bersodaqoh.” Mereka bertanya lagi. Bagaimana kalau dia tidak mampu?” Nabi menjawab: “Menolong orang yang membutuhkan yang sedang teraniaya” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi menjawab: “Menyuruh berbuat ma’ruf.” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi Saw menjawab, “Mencegah diri dari berbuat kejahatan itulah sodaqoh.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sodaqoh paling afdhol ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi. (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud)

Barangsiapa diberi Allah harta dan tidak menunaikan zakatnya kelak pada hari kiamat dia akan dibayang-bayangi dengan seekor ular bermata satu di tengah dan punya dua lidah yang melilitnya. Ular itu mencengkeram kedua rahangnya seraya berkata, “Aku hartamu, aku pusaka simpananmu.” Kemudian nabi Saw membaca firman Allah surat Ali Imran ayat 180: “Dan janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi.” (HR. Bukhari)

Satu dirham memacu dan mendahului seratus ribu dirham. Para sahabat bertanya, “Bagaimana itu?” Nabi Saw menjawab, “Seorang memiliki (hanya) dua dirham. Dia mengambil satu dirham dan bersodaqoh dengannya, dan seorang lagi memiliki harta-benda yang banyak, dia mengambil seratus ribu dirham untuk disodaqohkannya. (HR. An-Nasaa’i)

Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada sasaran yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)

Allah mengkhususkan pemberian kenikmatanNya kepada kaum-kaum tertentu untuk kemaslahatan umat manusia. Apabila mereka membelanjakannya (menggunakannya) untuk kepentingan manusia maka Allah akan melestarikannya namun bila tidak, maka Allah akan mencabut kenikmatan itu dan menyerahkannya kepada orang lain. (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud)

Abu Dzar Ra berkata bahwa beberapa sahabat Rasulullah Saw berkata, “Ya Rasulullah, orang-orang yang banyak hartanya memperoleh lebih banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat dan berpuasa sebagaimana kami berpuasa dan mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Nabi Saw lalu berkata, “Bukankah Allah telah memberimu apa yang dapat kamu sedekahkan? Tiap-tiap ucapan tasbih adalah sodaqoh, takbir sodaqoh, tahmid sodaqoh, tahlil sodaqoh, amar makruf sodaqoh, nahi mungkar sodaqoh, bersenggama dengan isteri pun sodaqoh.” Para sahabat lalu bertanya, “Apakah melampiaskan syahwat mendapat pahala?” Nabi menjawab, “Tidakkah kamu mengerti bahwa kalau dilampiaskannya di tempat yang haram bukankah itu berdosa? Begitu pula kalau syahwat diletakkan di tempat halal, maka dia memperoleh pahala. (HR. Muslim)

Tiap-tiap amalan makruf (kebajikan) adalah sodaqoh. Sesungguhnya di antara amalan makruf ialah berjumpa kawan dengan wajah ceria (senyum) dan mengurangi isi embermu untuk diisikan ke mangkuk kawanmu. (HR. Ahmad)

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Seorang laki-laki dari Bani Israil telah berkata, ‘Saya akan bersedekah.’ Maka pada malam hari ia keluar untuk bersedekah. Dan ia a telah menyedekahkannya (tanpa sepengetahuannya) ke tangan seorang pencuri. Pada keesokan harinya, orang-orang membicarakan peristiwa itu, yakni ada seseorang yang menyedekahkan hartanya kepada seorang pencuri. Maka orang yang bersedekah itu berkata, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah jatuh ke tangan seorang pencuri.” Kemudian ia berkeinginan untuk bersedekah sekali lagi. Kemudian ia bersedekah secara diam-diam, dan ternyata sedekahnya jatuh ke tangan seorang wanita (ia beranggapan bahwa seorang wanita tidaklah mungkin menjadi seorang pencuri). Pada keesokan paginya, orang-orang kembali membicarakan peristiwa semalam, bahwa ada seseorang yang bersedekah kepada seorang pelacur. Orang yang memberi sedekah tersebut berkata, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah sampai ke tangan seorang pezina.” Pada malam ketiga, ia keluar untuk bersedekah secara diam-diam, akan tetapi sedekahnya sampai ke tangan orang kaya. Pada keesokan paginya, orang-orang berkata bahwa seseorang telah bersedekah kepada seorang kaya. Orang yang telah memberi sedekah itu berkata, “Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Sedekah saya telah sampai kepada seorang pencuri, pezina, dan orang kaya.” Pada malam berikutnya, ia bermimpi bahwa sedekahnya telah dikabulkan oleh Allah swt. Dalam mimpinya, ia telah diberitahu bahwa wanita yang menerima sedekahnya tersebut adalah seorang pelacur, dan ia melakukan perbuatan yang keji karena kemiskinannya. Akan tetapi, setelah menerima sedekah tersebut, ia berhenti dari perbuatan dosanya. Orang yang kedua adalah orang yang mencuri karena kemiskinannya. Setelah menerima sedekah tersebut, pencuri tersebut berhenti dari perbuatan dosanya. Orang yang ketiga adalah orang yang kaya, tetapi ia tidak pernah bersedekah. Dengan menerima sedekah tersebut, ia telah mendapat pelajaran dan telah timbul perasaan di dalam hatinya bahwa dirinya lebih kaya daripada orang yang memberikan sedekah tersebut. Ia berniat ingin memberikan sedekah lebih banyak dari sedekah yang baru saja ia terima. Kemudian, orang kaya itu mendapat taufik untuk bersedekah.” (Kanzul-‘Ummâl)
sumber: Hadits Nabi SAW tentang sedekah

Sunday, February 12, 2012

Indahnya Ujian…..

Jika Allah memberikan ujian berupa musibah maka janganlah merasa bahwa Allah membenci Anda, justru sebaliknya boleh jadi karena Allah Ta'ala menyayangi Anda. Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Besarnya pahala tergantung besarnya ujian dan sesungguhnya apabila Allah menyenangi suatu kaum, Dia mengujinya. Barangsiap ridho maka Allahpun ridho, dan barangsiapa yang marah, maka Dia Marah." (HR. Shahih Ibnu Majah 2/373)
Dalam riwayat yang lain,"Apabila Allah menginginkan kebaikan pada diri seorang hamba, maka Allah datangkan ujian kepada hamba tersebut." (HR. Bukhari)

Thursday, February 9, 2012

Mimpinya Abdullah ibn Umar memegang selembar kain beludru…..

Perang Khandak berkecamuk. Beredar kabar,siapa saja lelaki berusia 15 tahun ke atas berhak ikut berjihad. Mendengar itu seorang pemuda berseri2. Usianya saat itu masuk 15 tahun. Ia segera mendaftarkan diri. Itulah idamannya selama ini: berjihad bersama Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam. Keikut sertaannya dlm berbagai medan jihad tak pernah lepas dalam sejarah hidup pemuda itu. Saat perang membuka kota Mekah (Futuh Makkah), ia berusia 20 tahun & termasuk pemuda yg menonjol di medan perang. Dialah, Abdullah ibn Umar, atau Ibn Umar.

“Penting sekali mendapatkan pengakuan (baiat) dari penduduk Madinah. Yg paling kukhawatirkan ada tiga orang:Husain ibn Ali, Abdullah ibn Zubair, dan Abdullah ibn Umar,” Muawiyah berwasiat kpd anaknya, Yazid, yg telah dia nobatkan sebagai putra mahkota. Tiga orang itu telah menyatakan penentangannya pd pengangkatan Yazid ibn Muawiyah.

“Adapun Husain ibn Ali, aku berharap kamu dapat mengatasinya. Adapun Abdullah ibn Zubair, kalau kamu berhasil mengatasinya, kamu harus menghancurkannya hingga berkeping2. Sedangkan Ibn Umar, orang ini sebenarnya terlalu sibuk dgn urusan akhirat. Asal kamu tdk mengusik urusan akhiratnya ini, maka ia akan membiarkan urusan duniamu.”

Berkawan Malam. Menurut sebagian penulis riwayat, kaum muslimin masa itu sedang jaya2nya. Muncul daya tarik harta &kedudukan membuat sebagian orang tergoda memperolehnya. Maka para sahabat melakukan perlawanan pengaruh materi itu dgn mempertegas dirinya sebgai contoh gaya hidup zuhud & shalih, menjauhi kedudukan tinggi.

Ibn Umar pun dikenal sebagai pribadi yg berkawan malam untuk beribadah, & berkawan dgn dini hari utk menangis memohon ampunan-Nya. Akan halnya soal shalat malam ini, ada riwayatnya. Di masa hayat Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam, Ibn Umar mendapat karunia Allah. Setelah selesai shalat bersama Rasulullah, ia pulang, & bermimpi. “Seolah-olah di tanganku ada selembar kain beludru. Tempat mana saja yg kuingini di surga, kain beledru itu akan menerbangkanku ke sana. Dua malaikat telah membawaku ke neraka, memperlihatkan semua bagian yg ada di neraka. Keduanya menjawab apa saja yg kutanyakan mengenai keadaan neraka,” begitulah diungkapkan Ibn Umar kpd saudarinya yg juga istri Rasul, Hafshah, keesokan harinya.

Hafshah langsung menanyakan mimpi adiknya kpd Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda, ni’marrajulu ‘abdullah, lau kaana yushallii minallaili fayuksiru, akan menjadi lelaki paling utamalah Abdullah itu, andainya ia sering shalat malam &banyak melakukannya.

Semenjak itulah, sampai meninggalnya, Ibn Umar tak pernah meninggalkan qiyamullail, baik ketika mukim atau bersafar. Ia demikian tekun menegakkan salat, membaca Al-Quran, &banyak berzikir menyebut asma Allah. Ia amat menyerupai ayahnya, Umar ibn Khatthab Radliyallahu 'anhu, yg selalu mencucurkan airmata tatkala mendengar ayat2 peringatan dari Al-Quran.

Soal ini, ‘Ubaid ibn ‘Umair bersaksi, “Suatu ketika kubacakan ayat ini kpd Abdullah ibn Umar.” ‘Ubaid membacakan QS 4:41-42 yg artinya: Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami datangkan seseorang saksi (rasul)dari tiap-tiap umat, & Kami mendatangkan kamu (Muhamad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). Di hari itu orang2 kafir & yg mendurhakai Rasul berharap kiranya mereka ditelan bumi, & mereka tdk dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadian pun.” Maka Ibn Umar menangis hingga janggutnya basah oleh air mata.

Pada kesempatan lain, Ibn Umar tengah duduk di antara sahabatnya, lalu membaca QS 83:-6 yg maknanya: Maka celakalah orang2 yg berlaku curang dlm takaran. Yakni orang2 yg apabila menerima takaran dari orang lain meminta dipenuhi, tetapi mengurangkannya bila mereka menakar atau menimbang utk orang lain. Tidakkah mereka merasa bahwa mereka akan dibangkitkan nanti menghadapi suatu hari yg dahsyat, yaitu ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam. Lantas Ibn Umar mengulang bagian akhir ayat ke enam, “yauma yaquumun naasu lirabbil ‘alamiin”, ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam. Sembari air matanya bercucuran, sampai akhirnya ia jatuh karena sekapan rasa duka mendalam & banyak menangis.

Abdullah ibn Umar adalah salah satu sahabat Nabi yg berhati lembut & begitu mendalam cintanya kpd Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam. Sepeninggal Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam, apabila ia mendnegar nama Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam disebut di hadapannya,ia menangis. Ketika ia lewat di sebuah tempat yg pernah disinggahi Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam,baik di Mekah maupun di Madinah,ia akan memejamkan matanya,lantas butiran air bening meluncur dari sudut matanya.

Sebagai sahabat Rasul,ahli ibadah &dikaruniai mimpi yang haq,karena mimpinya dibenarkan Rasulullah,ia menjadi sosok yg zuhud kpd dunia. Sebuah kecenderungan yg sudah nampak sejak ia remaja,ketika pertama kali gairahnya bangkit untuk ikut berjihad.

Bumi berbicara kepadamu……………

 

Dalam sebuah Hadits Qudsi…

Allah Azza wa Jalla berfirman… :

Wahai anak Adam…!

Setiap kali hari berganti, bumi berbicara kepadamu… yang isinya… :

“Wahai anak manusia, engkau berjalan di atas punggungku…

dikubur di dalam perutku…

mengumbar syahwat di atas punggungku…

dan ulat-ulat pasti akan melahapmu di dalam perutku…

Wahai anak Adam…!

Aku rumah pengasingaan…

rumah pertanyaan…

rumah kesendirian…

rumah kegelapan…

rumah ular dan kalajengkking…

maka makmurkanlah aku, jangan engkau rusak!”

[Al Imam Al Ghazali]

(dalam kitab al-Mawâ‘izh fî al-Ahâdîts al-Qudsiyyah)

Malaikat-malaikat Alloh SWT tidak pernah berhenti berzikir, namun pada suatu saat, malaikat penjaga langit lupa terhadap terhadap bacaan tasbih dan tahmid,para malaikat itu lupa karena langit bergoyang mendengar tangisan Rasululloh SAW

Ketika Rasullullah SAW sedang melakukan thawaf mengelilingi ka'bah, beliau mendengar seorang yang sedang bertawaf, sambil berdzikir: "Ya karim! Yakarim!. Rasullullah lalu meniru ucapan dzikir orang itu.Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut ka'bah, lalu meneruskan dzikirnya lagi. Rasullullah yang berada di belakang orang itu mengikuti dzikirnya. Orang itu merasa seperti diolok-olok lalu dia menoleh ke belakang. Dia mendapati seorang yang gagah lagi tampan dan belum pernah ia mengenalnya. Orang itu berkata: "Wahai orang tampan , apakah engkau sengaja mengolokku, karena aku ini adalah orang arab badui?" Kalaulah bukan karena ketampanan dan kehgagahanmu , pastilah engkau akan kulaporkan kepadakekasihku, Muhammad Rasullullah".

Mendengar perkatan orang arab badui ini, Rasullullah tersenyum, lalu bertanya: "Bukankah engkau mengenali nabimu, wahai orang arab?". "Belum", jawab orang itu. "Jadi bagaimana kau beriman padanya?" " Saya meyakini sepenuh hati atas kenabiannya, sekalipn saya belum pernah melihatn ya dan saya membenarkan keputusannya sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya", kata orang arab badui. Rasullullah berkata kepadanya: "Wahai orang arab ! ketahuilah aku inilah nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!".

Melihat nabi yang begitu diagungkannya ada dihadapannya orang arab itu tercengang, seperti tidak percaya diri. " Benarkah tuan ini nabi Muhammad?". " Ya!", jawab rasullullah. Orang itu segera menunduk dan mencium kedua kaki Rasullulllah SAW. Melihat hal ini Rasullullah segera menarik tubuh orang ini, seraya berkata kepadanya: "Wahai orang arab janganlah berbuat seperti ini lagi. Perbuatan seperti ini biasanya dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada majikannya. Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi orang yang takabbur yang minta untuk dihormati atau diagungkan tetapi untuk membawa berita gembira bagi orang yang beriman dan berita ancaman bagi mereka yang ingkar".

Ketika itu malaikat Jibril turun dari langit membawa berita: "Wahai Muhammad! Rabb As-Salam (puncak keselamatan) menyampaikan salam kepadamu dan bersabda: " Katakanlah kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah Allah akan menghisabnya di mahsyar nanti , akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!".

Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu lalu berkata: "Demi keagungan serta kemulian ALLAH, jika ALLAH akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan denganNYA!" kata orang Arab badui itu. "Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan ALLAH?", Rasulullah bertanya kepadanya. "Jika ALLAH akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa besar maghfirahNYA", jawab orang itu. Jika DIA memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunanNYA. Jika DIA memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawananNYA!".

Mendengar ucapan orang Arab badui itu, maka Rasulullah SAW pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badui itu, air mata beliau meleleh membasahi janggutnya. Karena begitu istimewanya air mata rasullullah sehingga membuat Malaikat Jibril AS turun lagi seraya berkata: “Ya Muhammad! Rabb As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis!

Sungguh karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Nah katakan kepada temanmu itu, bahwa ALLAH tak akan menghisab dirinya, juga tak akan memperhitungkan kemaksiatannya. ALLAH sudah mengampuni semua kesalahannya dan ia akan menjadi temanmu nanti di surga!”. Ketika mendengar berita ini, orang Arab badui itu lalu menangis karena terharu, Ia begitu bahagia.

Malaikat-malaikat Alloh SWT tidak pernah berhenti berzikir, namun pada suatu saat, malaikat penjaga langit lupa terhadap terhadap bacaan tasbih dan tahmid,para malaikat itu lupa karena langit bergoyang mendengar tangisan Rasululloh SAW

Ketika Rasullullah SAW sedang melakukan thawaf mengelilingi ka'bah, beliau mendengar seorang yang sedang bertawaf, sambil berdzikir: "Ya karim! Yakarim!. Rasullullah lalu meniru ucapan dzikir orang itu.Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut ka'bah, lalu meneruskan dzikirnya lagi. Rasullullah yang berada di belakang orang itu mengikuti dzikirnya. Orang itu merasa seperti diolok-olok lalu dia menoleh ke belakang. Dia mendapati seorang yang gagah lagi tampan dan belum pernah ia mengenalnya. Orang itu berkata: "Wahai orang tampan , apakah engkau sengaja mengolokku, karena aku ini adalah orang arab badui?" Kalaulah bukan karena ketampanan dan kehgagahanmu , pastilah engkau akan kulaporkan kepadakekasihku, Muhammad Rasullullah".

Mendengar perkatan orang arab badui ini, Rasullullah tersenyum, lalu bertanya: "Bukankah engkau mengenali nabimu, wahai orang arab?". "Belum", jawab orang itu. "Jadi bagaimana kau beriman padanya?" " Saya meyakini sepenuh hati atas kenabiannya, sekalipn saya belum pernah melihatn ya dan saya membenarkan keputusannya sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya", kata orang arab badui. Rasullullah berkata kepadanya: "Wahai orang arab ! ketahuilah aku inilah nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!".

Melihat nabi yang begitu diagungkannya ada dihadapannya orang arab itu tercengang, seperti tidak percaya diri. " Benarkah tuan ini nabi Muhammad?". " Ya!", jawab rasullullah. Orang itu segera menunduk dan mencium kedua kaki Rasullulllah SAW. Melihat hal ini Rasullullah segera menarik tubuh orang ini, seraya berkata kepadanya: "Wahai orang arab janganlah berbuat seperti ini lagi. Perbuatan seperti ini biasanya dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada majikannya. Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi orang yang takabbur yang minta untuk dihormati atau diagungkan tetapi untuk membawa berita gembira bagi orang yang beriman dan berita ancaman bagi mereka yang ingkar".

Ketika itu malaikat Jibril turun dari langit membawa berita: "Wahai Muhammad! Rabb As-Salam (puncak keselamatan) menyampaikan salam kepadamu dan bersabda: " Katakanlah kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah Allah akan menghisabnya di mahsyar nanti , akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!".

Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu lalu berkata: "Demi keagungan serta kemulian ALLAH, jika ALLAH akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan denganNYA!" kata orang Arab badui itu. "Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan ALLAH?", Rasulullah bertanya kepadanya. "Jika ALLAH akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa besar maghfirahNYA", jawab orang itu. Jika DIA memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunanNYA. Jika DIA memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawananNYA!".

Mendengar ucapan orang Arab badui itu, maka Rasulullah SAW pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badui itu, air mata beliau meleleh membasahi janggutnya. Karena begitu istimewanya air mata rasullullah sehingga membuat Malaikat Jibril AS turun lagi seraya berkata: “Ya Muhammad! Rabb As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis!

Sungguh karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Nah katakan kepada temanmu itu, bahwa ALLAH tak akan menghisab dirinya, juga tak akan memperhitungkan kemaksiatannya. ALLAH sudah mengampuni semua kesalahannya dan ia akan menjadi temanmu nanti di surga!”. Ketika mendengar berita ini, orang Arab badui itu lalu menangis karena terharu, Ia begitu bahagia.